Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem
kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes
mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat
dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang
bersangkutan.
Kekerabatan
adalah unit-unit sosial
yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan
perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu,
kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
Dalam
kajian sosiologi-antropologi,
ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil
hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat.
Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral,
dan keluarga unilateral.
Sementara
itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai
sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk
yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial
untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
SISTEM KEKERABATAN SUKU SASAK (LOMBOK BARAT )
Suku sasak merupakan salah satu suku yang
mendiami pulau Lombok. Etnis sasak merupakan etnis utama yang meliputi 95% dari
penduduk seluruhnya. Berdasarkan bukti yang sudah ditemukansuku sasak sudah
menghuni pulau Lombok sejak abad IX sampai abad XI masehi. Mengenai kata dari
kata sasak tersebut, banyak persi yang menyebutkan, salah satunya adalah
menurut Dr. Goris. Kata sasak berasal dari kata saq yang artinya pergi dan saka
yang artinya saka jadi jika dihubungkan artinya adalah orang yang pergi dari
daerah asalnya dan kemudian tinggal dan menetap di Lombok. Pulau Lombok ini
juga dikenal dengan nama gumi sasak karena mayoritas penghuninya yang merupakan
suju sasak.
Sistem Kekerabatan
Suku sasak yang mendiami gumi Selaparang ini
menggunakan bahasa daerah Sasak. Pada umumnya bahasa daerah Sasak tersebut
dibagi dua yaitu bahasa alus dan bahasa jamaq. Bahasa alus digunakan untuk
berbicara dengan orang yang lebih tua dan dengan golongan bangsawan sasak
sedangkan bahasa jamaq digunakan dalam pergaulan sehari hari.
Sistem
kekerabatan suku sasak terdiri dari :
Keluarga
inti
Terdiri
dari seorang ayah ,seorang ibu dan seorang anak
Keluarga
luas
Keluarga
ini terdiri ayah, ibu, anak, kakak, adik, paman, bibi, menantu, mertua, kakek,
nenek, sepupu.
Keluarga
Besar
Terdiri
dari :
1.
Ego
2.
Inaq
dan Amaq (Orang tua dari Ego)
3.
Papuq
Nina dan Papuq Mama (Orang tua inaq dan amaq atau papuq dari ego)
4.Baloq ( Orang tua dari Papuq Nina dan Papuq
Mama, papuq dari inaq dan amaq, dan
merupakan balok dari Ego )
5.Tata ( Orang tua dari Baloq, Papuq dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Baloq dari inaq dan amaq, dan merupakan Tata dari ego )
6. Toker (Orang tua dari Tata, papuq dari Baloq, Baloq dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Tata dari inaq dan amaq, dan merupakan Toker dari ego )
7. Goneng (Orang tua dari Toker, papuq dari Tata, Baloq dari Baloq, Tata dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Toker dari inaq dan amaq, dan merupakan Goneng dari ego )
8. Kleoq (Orang tua dari Goneng, papuq dari Toker, baloq dari Tata, tata dari Baloq, Toker dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Goneng dari inaq dan amaq, dan merupakan Kleoq dari ego Atau keluarga besar ini disebut keluarga diluar keluaraga inti.
5.Tata ( Orang tua dari Baloq, Papuq dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Baloq dari inaq dan amaq, dan merupakan Tata dari ego )
6. Toker (Orang tua dari Tata, papuq dari Baloq, Baloq dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Tata dari inaq dan amaq, dan merupakan Toker dari ego )
7. Goneng (Orang tua dari Toker, papuq dari Tata, Baloq dari Baloq, Tata dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Toker dari inaq dan amaq, dan merupakan Goneng dari ego )
8. Kleoq (Orang tua dari Goneng, papuq dari Toker, baloq dari Tata, tata dari Baloq, Toker dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Goneng dari inaq dan amaq, dan merupakan Kleoq dari ego Atau keluarga besar ini disebut keluarga diluar keluaraga inti.
Arti Lambang
Berlatar
belakang perisai sebagai gambaran jiwa pahlawan, lambang Nusa Tenggara Barat
terdiri dari 6 unsur, yakni: bintang, kapas dan padi, menjangan gunung dan
kubah.
- Bintang melambangkan 5 sila dari Pancasila, kapas dan padi selain melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu 14 Agustus 1958.
- Hari tersebut dengan diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58.
- Rantai terdiri dari 4 berbentuk bulat dan 5 berbentuk segi empat, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai tahun kemerdekaan RI.
- Menjangan merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa.
- Gunung yang berasap melukiskan kemegahan gunung Rinjani sebagai gunung tertinggi di Lombok.
- Kubah melambangkan ketaatan beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat.
Agama
& Bahasa:
Suku
Sasak adalah sukubangsa yang mendiami pulau Lombok dan
menggunakan bahasa Sasak. Sebagian
besar suku Sasak beragama Islam, uniknya
pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama Islam yang
agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni Islam Wetu Telu, namun
hanya berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktek ibadah seperti itu. Ada pula
sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut
dengan nama "sasak Boda".
Asal Nama
Asal
nama sasak kemungkinan berasal dari kata sak-sak yang artinya sampan. Dalam
Kitab Negara Kertagama kata Sasak disebut menjadi satu dengan Pulau Lombok.
Yakni Lombok Sasak Mirah Adhi. Dalam tradisi lisan warga setempat kata
sasak dipercaya berasal dari kata "sa'-saq" yang artinya yang satu.
Kemudian Lombok berasal dari kata Lomboq yang artinya lurus. Maka jika
digabung kata Sa' Saq Lomboq artinya sesuatu yang lurus. banyak juga yang
menerjemahkannya sebagai jalan yang lurus.
Adat
Adat
istiadat suku sasak dapat anda saksikan pada saat resepsi perkawinan, dimana
perempuan apabila mereka mau dinikahkan oleh seorang lelaki maka yang perempuan
harus dilarikan dulu kerumah keluarganya dari pihak laki laki, ini yang dikenal
dengan sebutan merarik atau selarian. Sehari setelah dilarikan
maka akan diutus salah seorang untuk memberitahukan kepada pihak keluarga perempuan
bahwa anaknya akan dinikahkan oleh seseorang, ini yang disebut dengan
mesejati atau
semacam pemberitahuan kepada keluarga perempuan. Setalah selesai makan akan
diadakan yang disebut dengan nyelabar atau kesepakatan mengenai biaya
resepsi.
RELIGI MASYARAKAT LOMBOK
SALAH satu keunikan Lombok dengan berbagai pulau
yang mayoritas berpenduduk Muslim di Indonesia adalah terhamparnya banyak
bangunan masjid. Hampir dapat dipastikan setiap kampung musti memiliki masjid.
Ukuran masjid-masjid tersebut besar dan megah-megah. Tidak heran jika ada yang
mengatakan santren (baca; mushalla) di pulau Lombok, sudah dianggap
masjid di pulau Jawa. Menariknya, sekalipun megah masjid-masjid di Lombok
jarang – meskipun ada tapi pengecualian — dibangun dengan cara meminta-minta di
jalan seperti yang terlihat di beberapa tempat. Meminta dipandang sebagai
tindakan yang dapat memalukan kampung. Semangat tersebut menunjukkan tingkat
kesadaran religius masyarakat Lombok sangat tinggi.
Religiusitas
masyarakat suku Sasak sebagai penghuni asli pulau Lombok untuk mendirikan
masjid menjadikan pulau Lombok dijuluki sebagai pulau seribu Masjid, laiknya
Bali yang menjadi pulau seribu Pura. Bahkan masjid yang pada awalnya sebagai
tempat shalat dan berdoa umat Islam, bergeser menjadi semacam prestis sosial
bagi masing-masing kampung. Misalnya, kampung tertentu akan malu dengan kampung
tetangga jika tidak memiliki masjid sendiri.
Di
dalam agama Islam masjid menempati posisi yang sangat strategis untuk
pengembangan Islam dan pemberdayaan umat. Pada zaman nabi Muhammad, masjid
tidak hanya berfungsi menjadi tempat ibadah, melainkan juga menjadi pusat
administrasi, tempat berdakwah, dan bahkan dijadikan sebagai markas untuk
merancang strategi perang melawan para agresor. Masjid pada zaman awal Islam
berparas multifungsi yang tidak melulu hanya berfungsi untuk shalat saja.
Religi Tradisi
Posisi
agama dalam kesadaran masyarakat Sasak di pulau Lombok sangat penting. Agama
tidak hanya menjadi pondasi sosial dalam membina moralitas individu dan kelompok,
melainkan begerak dan menyatu di dalam sistem budaya. Kendati masyarakat Sasak
di Lombok tidak memiliki prinsip verbal seperti masyarakat suku Minang, adat
bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah, bagi masyarakat Lombok agama
harus menopang segala lini sistem sosial, budaya, maupun politik. Karena itu,
melanggar hukum agama menjadi satu hal yang tidak dapat ditolerir karena sering
juga dianggap melanggar tradisi.
Oleh
karena itu, menelisik lebih dalam keberagamaan masyarakat Lombok menarik untuk
didefenisikan kepermukaan. Tingkat religiusitas masyarakat Sasak sangat khas
dan berbeda dengan religiusitas kelompok menengah yang selama ini cukup trend,
seperti gerakan keagamaan Salafy, Tarbiyah maupun Hizbut Tahrir dengan
simbol jenggot dan celana di atas mata kaki. Masyarakat Sasak di
Lombok dapat dikatakan cukup sulit untuk dimasukkan oleh gerakan-gerakan Islam
formal tersebut. Hal tersebut menandakan bahwa sekalipun masyarakat masyarakat
Sasak religius, tetapi tidak mudah menerima suatu ajaran yang baru bagi mereka.
Bagi
masyarakat Sasak terkadang sangat susah membedakan nilai tradisi dengan
nilai-nilai religi atau agama. Persentuhan tradisi dengan agama ini menjadikan
masyarakat Lombok sangat fanatik terhadap nilai agama. Pasalnya,mereka tidak hanya
mempertahankan nilai agamanya tetapi juga menjaga eksistensi tradisinya. Pada
level ini, masyarakat Sasak telah melakukan sakralisasi atas tradisi. Simbiosis
mutualis semacam ini memang banyak terjadi di dalam praktik keberagamaan di
Indonesia. Persentuhan Islam dengan masyarakat setempat meniscayakannya tidak
menegasi totalitas tradisi masyarakat lokal, melainkan dikombinasi dan dicampur
sepanjang tidak melanggar garis prinsip Islam.
v KESENIAN
PAKAIAN
ADAT
Pakaian adat / khas masyarakat Lombok
secara umum dibedakan menjadi dua macam yaitu pakaian yang dikenakan oleh kaum
pria dan wanita. Pakaian adat pria berupa tutup kepala dengan motif-motif
tertentu yang dikenal dengan nama sapuq. Sedangkan pakaiannya berupa baju
lengan panjang, celana panjang yang dilapisi dibagian luar dengan memakai kain
sarung sebatas dengkul, adapun kain tersebut biasanya mempergunakan kain tenun
asli Lombok . Adapun yang dijadikan sebagai aksesorisnya ma tamu danadalah
sebilah keris pusaka nenek moyangnya yang diselipkan dipunggung. Pakaian adat
biasanya dipergunakan pada acara-acara adat dan acara-acara penobatan.
Tarian Tradisional
Tari Gandrung
Tari kreasi ini berasal dari daerah Lombok.
Gandrung rembak berarti gandrung banyak, maksudnya tari gandrung yang ditarikan
oleh beberapa orang penari.
Pada awalnya gandrung adalah seni pertunjukan
rakyat yang hidup berkembang di tengah-tengah masyarakat Lombok. Ditampilkan
di arena terbuka yang dikelilingi penonton, dengan waktu penyajian yang panjang
yaitu lebih kurang 3 jam, gerakan-gerakannya bersifat improvisasi meskipun
terdapat gerak-gerak tertentu yang menjadi ciri khas gerak pada tari tersebut,
yaitu ngindang, gabor seriak, ngecok, dan tindak barong. Ditarikan seorang
penari laki-laki yang berbusana wanita.
Untuk mengangkat tad gandrung pada panggung
prosenium, pada tahun 1991 diadakan penataan tari gandrung oleh Abdul Hamid dan
Dra. Luh Putu Sari Ekayani dengan menambah jumlah penari menjadi 5 orang penari
wanita dan diberi nama Gandrung Rembak, dengan waktu penyajian 7 menit.
Gandrung merupakan tari pergaulan muda-mudi dan bersifat
hiburan. Struktur penyajiannya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1.
Bapangan, menggambarkan seorang gadis yang ingin
menarik perhatian lawan jenisnya dengan memperlihatkan kemampuannya sendiri.
2.
Tangis, penggambaran perasaan rindu pada
seseorang untuk diajak berkomunikasi, diungkapkan Iewat link lagu.
3.
Penepekan, memilih seorang yang disenangi
untuk diajak menari. Calon penari yang terpilih dinyatakan dengan sentuhan
kipas (nepek) oleh penari gandrung.
4.
Pengibingan, pengibingan berasal dari kata
ngibing yang berarti menari bersama (antara penari gandrung dan penonton yang
ditepek).
Penari memakai busana kain panjang, baju
lengan panjang, kemben, gelung, ampok-ampok, bapang dan membawa property kipas.
Pada bagian gelung dilengkapi dengan semacam senjata dari bambu yang
diruncingkan, gunanya untuk melindungi dari gangguan pasangan menari yang nakal
(kurang sopan).
Makanan Tradisional
1)Plecing kangkung
Plecing
Kangkung, sangat populer di Lombok sebagai hidangan sehari-hari untuk makan
dengan nasi. Plecing kangkung terdiri dari kangkung dan disajikan dalam keadaan
dingin dan udang segar dengan saus cabe, tomat, taoge, kacang-kacangan, dan
kapur.
2)Nasi
puyung
Nasi
Puyung (Puyung Beras) dibungkus daun pisang. Karena itu, ketika Anda membukanya
maka Anda mencium sesuatu gurih. Sementara nasi putih di dalamnya selain
peradangan masih panas juga memiliki sejumlah lauk seperti cabai, kedelai
goreng, daging ayam cincang dan diparut dan parutan kelapa goreng.
Senjata tradisional
>> keris
>> sampari
>> sondi
Alat music tradisional
>> cungklik
Tempat Wisata Di Pulau LOMBOK
Pantai
Senggigi Lombok
Pantai Senggigi
merupakan salah satu pantai yg terkenal di Pulau Lombok, saat ini bertebaran
hotels, resorts, villas dan bungalows yg tumbuh bak jamur di musim hujan,.
Keindahan senggigi
mengundang decak kagum wisatawan dan pantai ini sudah sangat terkenal hingga ke
mancanegara.
Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi
di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua
tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl ini merupakan gunung
favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya dgn Danau Segara
Anaknya..