Selasa, 03 April 2012

sistem kekerabatan suku sasak (lobok barat)



Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
SISTEM  KEKERABATAN SUKU SASAK (LOMBOK BARAT )
Suku sasak merupakan salah satu suku yang mendiami pulau Lombok. Etnis sasak merupakan etnis utama yang meliputi 95% dari penduduk seluruhnya. Berdasarkan bukti yang sudah ditemukansuku sasak sudah menghuni pulau Lombok sejak abad IX sampai abad XI masehi. Mengenai kata dari kata sasak tersebut, banyak persi yang menyebutkan, salah satunya adalah menurut Dr. Goris. Kata sasak berasal dari kata saq yang artinya pergi dan saka yang artinya saka jadi jika dihubungkan artinya adalah orang yang pergi dari daerah asalnya dan kemudian tinggal dan menetap di Lombok. Pulau Lombok ini juga dikenal dengan nama gumi sasak karena mayoritas penghuninya yang merupakan suju sasak.

    

    Sistem Kekerabatan

Suku sasak yang mendiami gumi Selaparang ini menggunakan bahasa daerah Sasak. Pada umumnya bahasa daerah Sasak tersebut dibagi dua yaitu bahasa alus dan bahasa jamaq. Bahasa alus digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dan dengan golongan bangsawan sasak sedangkan bahasa jamaq digunakan dalam pergaulan sehari hari.

Sistem kekerabatan suku sasak terdiri dari :
  Keluarga inti
Terdiri dari seorang ayah ,seorang ibu dan seorang anak
     Keluarga luas
Keluarga ini terdiri ayah, ibu, anak, kakak, adik, paman, bibi, menantu, mertua, kakek, nenek, sepupu.
  Keluarga Besar
Terdiri dari :
1.      Ego
2.      Inaq dan Amaq (Orang tua dari Ego)
3.      Papuq Nina dan Papuq Mama (Orang tua inaq dan amaq atau papuq dari ego)
4.Baloq ( Orang tua dari Papuq Nina dan Papuq Mama, papuq dari inaq dan amaq,       dan merupakan balok dari Ego ) 
5.Tata ( Orang tua dari Baloq, Papuq dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Baloq        dari inaq dan amaq, dan merupakan Tata dari ego )
6. Toker (Orang tua dari Tata, papuq dari Baloq, Baloq dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Tata dari inaq dan amaq, dan merupakan Toker dari ego )
7. Goneng (Orang tua dari Toker, papuq dari Tata, Baloq dari Baloq, Tata dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Toker dari inaq dan amaq, dan merupakan Goneng dari ego )
8. Kleoq (Orang tua dari Goneng, papuq dari Toker, baloq dari Tata, tata dari Baloq, Toker dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Goneng dari inaq dan amaq, dan merupakan Kleoq dari ego Atau keluarga besar ini disebut keluarga diluar keluaraga inti.


Arti Lambang

Berlatar belakang perisai sebagai gambaran jiwa pahlawan, lambang Nusa Tenggara Barat terdiri dari 6 unsur, yakni: bintang, kapas dan padi, menjangan gunung dan kubah.
  • Bintang melambangkan 5 sila dari Pancasila, kapas dan padi selain melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu 14 Agustus 1958.
  • Hari tersebut dengan diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58.
  • Rantai terdiri dari 4 berbentuk bulat dan 5 berbentuk segi empat, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai tahun kemerdekaan RI.
  • Menjangan merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa.
  • Gunung yang berasap melukiskan kemegahan gunung Rinjani sebagai gunung tertinggi di Lombok.
  • Kubah melambangkan ketaatan beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat.

Agama & Bahasa:
Suku Sasak adalah sukubangsa yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni Islam Wetu Telu, namun hanya berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktek ibadah seperti itu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan nama "sasak Boda".

Asal Nama

Asal nama sasak kemungkinan berasal dari kata sak-sak yang artinya sampan. Dalam Kitab Negara Kertagama kata Sasak disebut menjadi satu dengan Pulau Lombok. Yakni Lombok Sasak Mirah Adhi. Dalam tradisi lisan warga setempat kata sasak dipercaya berasal dari kata "sa'-saq" yang artinya yang satu. Kemudian Lombok berasal dari kata Lomboq yang artinya lurus. Maka jika digabung kata Sa' Saq Lomboq artinya sesuatu yang lurus. banyak juga yang menerjemahkannya sebagai jalan yang lurus.

Adat

Adat istiadat suku sasak dapat anda saksikan pada saat resepsi perkawinan, dimana perempuan apabila mereka mau dinikahkan oleh seorang lelaki maka yang perempuan harus dilarikan dulu kerumah keluarganya dari pihak laki laki, ini yang dikenal dengan sebutan merarik atau selarian. Sehari setelah dilarikan maka akan diutus salah seorang untuk memberitahukan kepada pihak keluarga perempuan bahwa anaknya akan dinikahkan oleh seseorang, ini yang disebut dengan
mesejati atau semacam pemberitahuan kepada keluarga perempuan. Setalah selesai makan akan diadakan yang disebut dengan nyelabar atau kesepakatan mengenai biaya resepsi.


 RELIGI MASYARAKAT LOMBOK

SALAH satu keunikan Lombok dengan berbagai pulau yang mayoritas berpenduduk Muslim di Indonesia adalah terhamparnya banyak bangunan masjid. Hampir dapat dipastikan setiap kampung musti memiliki masjid. Ukuran masjid-masjid tersebut besar dan megah-megah. Tidak heran jika ada yang mengatakan santren (baca; mushalla) di pulau Lombok, sudah dianggap masjid di pulau Jawa. Menariknya, sekalipun megah masjid-masjid di Lombok jarang – meskipun ada tapi pengecualian — dibangun dengan cara meminta-minta di jalan seperti yang terlihat di beberapa tempat. Meminta dipandang sebagai tindakan yang dapat memalukan kampung. Semangat tersebut menunjukkan tingkat kesadaran religius  masyarakat Lombok sangat tinggi.
Religiusitas masyarakat suku Sasak sebagai penghuni asli pulau Lombok untuk mendirikan masjid menjadikan pulau Lombok dijuluki sebagai pulau seribu Masjid, laiknya Bali yang menjadi pulau seribu Pura. Bahkan masjid yang pada awalnya sebagai tempat shalat dan berdoa umat Islam, bergeser menjadi semacam prestis sosial bagi masing-masing kampung. Misalnya, kampung tertentu akan malu dengan kampung tetangga jika tidak memiliki masjid sendiri.
Di dalam agama Islam masjid menempati posisi yang sangat strategis untuk pengembangan Islam dan pemberdayaan umat. Pada zaman nabi Muhammad, masjid tidak hanya berfungsi menjadi tempat ibadah, melainkan juga menjadi pusat administrasi, tempat berdakwah, dan bahkan dijadikan sebagai markas untuk merancang strategi perang melawan para agresor. Masjid pada zaman awal Islam berparas multifungsi yang tidak melulu hanya berfungsi untuk shalat saja. 
Religi Tradisi
Posisi agama dalam kesadaran masyarakat Sasak di pulau Lombok sangat penting. Agama tidak hanya menjadi pondasi sosial dalam membina moralitas individu dan kelompok, melainkan begerak dan menyatu di dalam sistem budaya. Kendati masyarakat Sasak di Lombok tidak memiliki prinsip verbal seperti masyarakat suku Minang, adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah, bagi masyarakat Lombok agama harus menopang segala lini sistem sosial, budaya, maupun politik. Karena itu, melanggar hukum agama menjadi satu hal yang tidak dapat ditolerir karena sering juga dianggap melanggar tradisi.
Oleh karena itu, menelisik lebih dalam keberagamaan masyarakat Lombok menarik untuk didefenisikan kepermukaan. Tingkat religiusitas masyarakat Sasak sangat khas dan berbeda dengan religiusitas kelompok menengah yang selama ini cukup trend, seperti gerakan keagamaan Salafy, Tarbiyah maupun Hizbut Tahrir dengan simbol jenggot dan celana di atas mata kaki. Masyarakat Sasak di Lombok dapat dikatakan cukup sulit untuk dimasukkan oleh gerakan-gerakan Islam formal tersebut. Hal tersebut menandakan bahwa sekalipun masyarakat masyarakat Sasak religius, tetapi tidak mudah menerima suatu ajaran yang baru bagi mereka.
Bagi masyarakat Sasak terkadang sangat susah membedakan nilai tradisi dengan nilai-nilai religi atau agama. Persentuhan tradisi dengan agama ini menjadikan masyarakat Lombok sangat fanatik terhadap nilai agama. Pasalnya,mereka tidak hanya mempertahankan nilai agamanya tetapi juga menjaga eksistensi tradisinya. Pada level ini, masyarakat Sasak telah melakukan sakralisasi atas tradisi. Simbiosis mutualis semacam ini memang banyak terjadi di dalam praktik keberagamaan di Indonesia. Persentuhan Islam dengan masyarakat setempat meniscayakannya tidak menegasi totalitas tradisi masyarakat lokal, melainkan dikombinasi dan dicampur sepanjang tidak melanggar garis prinsip Islam.


v       KESENIAN
PAKAIAN ADAT
          Pakaian adat / khas masyarakat Lombok secara umum dibedakan menjadi dua macam yaitu pakaian yang dikenakan oleh kaum pria dan wanita. Pakaian adat pria berupa tutup kepala dengan motif-motif tertentu yang dikenal dengan nama sapuq. Sedangkan pakaiannya berupa baju lengan panjang, celana panjang yang dilapisi dibagian luar dengan memakai kain sarung sebatas dengkul, adapun kain tersebut biasanya mempergunakan kain tenun asli Lombok . Adapun yang dijadikan sebagai aksesorisnya ma tamu danadalah sebilah keris pusaka nenek moyangnya yang diselipkan dipunggung. Pakaian adat biasanya dipergunakan pada acara-acara adat dan acara-acara penobatan.                

 Tarian Tradisional

Tari Gandrung
Tari kreasi ini berasal dari daerah Lombok. Gandrung rembak berarti gandrung banyak, maksudnya tari gandrung yang ditarikan oleh beberapa orang penari.
Pada awalnya gandrung adalah seni pertunjukan rakyat yang hidup berkembang di tengah-tengah masyarakat Lombok. Ditampil­kan di arena terbuka yang dikelilingi penonton, dengan waktu penyajian yang panjang yaitu lebih kurang 3 jam, gerakan-gerakan­nya bersifat improvisasi meskipun terdapat gerak-gerak tertentu yang menjadi ciri khas gerak pada tari tersebut, yaitu ngindang, gabor seriak, ngecok, dan tindak barong. Ditarikan seorang penari laki-laki yang berbusana wanita.
Untuk mengangkat tad gandrung pada panggung prosenium, pada tahun 1991 diadakan penataan tari gandrung oleh Abdul Hamid dan Dra. Luh Putu Sari Ekayani dengan menambah jumlah penari menjadi 5 orang penari wanita dan diberi nama Gandrung Rembak, dengan waktu penyajian 7 menit.
Gandrung merupakan tari pergaulan muda-mudi dan bersifat hiburan. Struktur penyajiannya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu :
1.     Bapangan, menggambarkan seorang gadis yang ingin menarik perhatian lawan jenisnya dengan memperlihatkan kemampu­annya sendiri.
2.     Tangis, penggambaran perasaan rindu pada seseorang untuk diajak berkomunikasi, diungkapkan Iewat link lagu.
3.     Penepekan, memilih seorang yang disenangi untuk diajak menari. Calon penari yang terpilih dinyatakan dengan sentuhan kipas (nepek) oleh penari gandrung.
4.     Pengibingan, pengibingan berasal dari kata ngibing yang berarti menari bersama (antara penari gandrung dan penonton yang ditepek).
Penari memakai busana kain panjang, baju lengan panjang, kemben, gelung, ampok-ampok, bapang dan membawa property kipas. Pada bagian gelung dilengkapi dengan semacam senjata dari bambu yang diruncingkan, gunanya untuk melindungi dari gangguan pasangan menari yang nakal (kurang sopan).
Makanan Tradisional

1)Plecing kangkung
Plecing Kangkung, sangat populer di Lombok sebagai hidangan sehari-hari untuk makan dengan nasi. Plecing kangkung terdiri dari kangkung dan disajikan dalam keadaan dingin dan udang segar dengan saus cabe, tomat, taoge, kacang-kacangan, dan kapur.

2)Nasi puyung
Nasi Puyung (Puyung Beras) dibungkus daun pisang. Karena itu, ketika Anda membukanya maka Anda mencium sesuatu gurih. Sementara nasi putih di dalamnya selain peradangan masih panas juga memiliki sejumlah lauk seperti cabai, kedelai goreng, daging ayam cincang dan diparut dan parutan kelapa goreng.

Senjata tradisional
>> keris
>> sampari
>> sondi 
Alat music tradisional
>> cungklik

Tempat Wisata Di Pulau LOMBOK


Taman Nasional Gunung Rinjani Lombok
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya dgn Danau Segara Anaknya..

imah'

Foto saya
balikpapan selatan, kalimantan timur, Indonesia
Ku awali dengan Bissmillah dan ku akhiri dengan Alhamdulillah :)